![]() |
SAS Institue: Sebuah Ikatan Harus Disertai Kesiapan Tenggang Rasa |
Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute M Imdadun Rahmat menyatakan keprihatinannya atas jatuhnya korban jiwa disebabkan perbedaan dukungan klub sepak bola.
"Itu memprihatinkan dan membuat hati kita pilu karena masih ada sebagian dari bangsa Indonesia yang kehilangan kemanusiaannya hanya karena berbeda dukungan klub bola," kata Imdad kepada NU Online di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (25/9).
Menurutnya, peristiwa tersebut mestinya menyadarkan semua pihak dalam upaya pembentukan karakter bangsa bahwa ikatan apa pun, harus disertai dengan penanaman toleransi, sehingga melahirkan sikap menghargai terhadap kelompok yang berbeda.
"Seharusnya pengelompokan orang-orang itu disertai dengan kesiapan tenggang rasa dan toleransi dengan kelompok yang berbeda," ucapnya.
Ia berharap, kasus tersebut bukan sedang memperlihatkan karakater bangsa Indonesia dan tidak sedang menunjukkan tipisnya rasa kemanusiaan di masyarakat.
"Ya mudah-mudahan ini bukan cermin dari karakter bangsa kita. Mudah-mudahn ini bukan seperti fenomena gunung es," harap pria yang pernah menjabat Ketua Komnas HAM Periode 2016-2017 itu.
"Itu memprihatinkan dan membuat hati kita pilu karena masih ada sebagian dari bangsa Indonesia yang kehilangan kemanusiaannya hanya karena berbeda dukungan klub bola," kata Imdad kepada NU Online di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (25/9).
Menurutnya, peristiwa tersebut mestinya menyadarkan semua pihak dalam upaya pembentukan karakter bangsa bahwa ikatan apa pun, harus disertai dengan penanaman toleransi, sehingga melahirkan sikap menghargai terhadap kelompok yang berbeda.
"Seharusnya pengelompokan orang-orang itu disertai dengan kesiapan tenggang rasa dan toleransi dengan kelompok yang berbeda," ucapnya.
Ia berharap, kasus tersebut bukan sedang memperlihatkan karakater bangsa Indonesia dan tidak sedang menunjukkan tipisnya rasa kemanusiaan di masyarakat.
"Ya mudah-mudahan ini bukan cermin dari karakter bangsa kita. Mudah-mudahn ini bukan seperti fenomena gunung es," harap pria yang pernah menjabat Ketua Komnas HAM Periode 2016-2017 itu.
Sebagaimana diketahui, suporter Persija (The Jak), Haringga Sirla (23) meninggal karena dikeroyok oleh suporter Perib (Bobotoh) di pelataran parker Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Ahad (23/9) lalu.
SUMBER: NU Online / Selasa, 25 September 2018 / 21:00
SUMBER: NU Online / Selasa, 25 September 2018 / 21:00
0 komentar:
Posting Komentar